Melia, gadis lembut berparas cantik membuat semua siswa di kelasku menyukainya. Aku pun sangat ingin memilikinya, namun apa daya melihat keadaanku yang tidak memungkinkan. Aku hanya bisa menjadi pemuja rahasianya walaupun sesekali aku merasa cemburu jika dia bermesraan dengan beberapa temanku. kelasku dan kelas dia bersebelahan, yang membuat keinginanku untuk mendapatkannya menjadi sangat mustahil. aku hanya berharap tuhan menurunkan keajaiban dan membuat aku bisa memilikinya.
Tak terasa waktu berlalu dan aku pun naik ke kelas XI, dan keajaiban tuhan pun datang. Aku dan Melia sekarang duduk di kelas yang sama, membuat perasaanku lebih dan lebih lagi ingin mendapatkannya. Dan kelas ini juga aku merasakan sekelas dengan mantan yang pernah aku sakiti Ojah Rojiah. Petualangan untuk mendapatkan Melia dan juga perjuangan untuk memperbaiki keadaan antara aku dengan Ojah bercampur aduk di kelas ini.
Semburat sinar mentari menghangatkan suasana di pagi ini, aku masih tertegun di meja kelasku. Aku lupa kalau hari ini ada pelajaran olahraga dan lebih parahnya aku lupa membawa seragam olahraganya. Aku sudah membayangkan bagaimana jadinya kalau dihukum sama Guru Olahraga Pak Radit.
Teeet.. Teeet,, Teeeet,,
Bel masuk berbunyi
Aku pun ikut berkumpul ke lapangan dan melakukan pemanasan walaupun hanya menggunakan baju kaos biasa dan Celana SMA ku, dan benar saja aku di panggil ke depan dan dihukum karena tidak memakai seragam olahraga. Tapi disini aku merasa senang karena Ojah juga lupa membawanya sehingga kami di hukum berdua, dan disinilah mungkin aku bisa ngobrol untuk memperbaiki keadaan. Sambil berlari-lari kecil mengelilingi lapangan aku dan Ojah terus berbincang-bincang dan mengingatkan hubungan kami yang dulu sempat kandas, ternyata dia juga masih menyimpan perasaan yang dulu pernah ada. Namun dia tidak mau merasakan lagi sakit yang seperti dulu dan aku pun berfikir begitu. Walaupun dalam hati aku merasa senang karena aku bisa memperbaiki keadaan, namun aku masih berfikir mungkin dia benar-benar benci sama aku. Dengan sedikit ragu aku aku mencoba bertanya sama dia.
"Kamu pernah ke pikiran untuk kita balikan lagi?" Tanyaku
"Enggak mungkin lah, lagian kita kan sekelas, jujur aku gak mau pacaran sama teman sekelas. lebih baik sahabatan dan itu bisa membuat kita lebih dekat bahkan melebihi seorang pasangan"..!! jawab dia tegas
"Tapi kamu nggak benci sama aku kan?" Tanyaku lagi
"Aku nggak pernah benci sama seseorang yang udah ngisi hari-hariku". Jawabnya yang membuat aku merasa lega.
Sejak itulah aku merasakan hilang sedikit beban dalam hidup, aku pun semakin dekat dengan dia bahkan melebihi kedekatanku dulu waktu masih bersama.
Terik matahari menghentikan kegiatan Olahraga kami dan kami pun mulai berganti pakaian. Suasana kelas begitu ramai, karena di kelasku banyak kawanan-kawanan liar, anak-anak nakal namun punya solidaritas tinggi. mulai dari nakal stadium 1 (Aang, Ihwan, Along, Jamil), sampai yang benar-benar nakal stadium akhir (Iwan). Jika tidak ada mereka suasana kelas terasa hening bagai mati lampu se-kabupaten. Aku hanya diam memandangi langit-langit kelas sambil sesekali aku melirik seseorang yang duduk di bangku depan yang tak lain adalah Melia. Sambil menunggu pelajaran selanjutnya, aku terus memperhatikan dia. (jangan ditiru adegan ini, karena membuat kita menjadi orang bloon. contohnya #saya). tiba-tba dia menoleh ke arahku yang membuat ku sontak pura-pura melihat langit-langit kelas.
Teeet..Teeet...Teeet.
Bel tanda istirahat berbunyi.
Aku pun memberanikan diri menyapanya dan mengobrol bareng sama dia, aku ungkapkan seluruh perasaan hatiku kepadanya.
"Melia, Jujur aku suka sama kamu sedari dulu waktu kelas kita masih bersebelahan, tapi aku cuma mau ngungkapin aja kok gak bermaksud lebih." Ucapku kala itu
"Emang Manta kenal sama Meli gitu waktu kelas 1?" Tanya dia
"Ya kenal atuh, cowok mana yang nggak kenal sama cewek cantik kayak Meli..!! Jawabku merayunya.
Diapun tersenyum, dan betapa terkejutnya aku ternyata dia sudah punya pasangan walaupun bukan dari sekolah yang sama. Namun aku masih bisa terima karena aku memang merasa tidak pantas untuk bersamanya, dan aku pun yakin dari dulu cintaku sama dia akan berakhir bertepuk sebelah tangan. dan semenjak kejadian itu terkadang aku melihat dia salah tingkah saat bercanda dengan teman saya ketika melihat ke arah saya. mungkin dia merasa tidak enak atau menghargai perasaanku atau apalah, yang jelas aku mah apa atuh, cuma pemuja rahasiamu.
Selesai
D Bm F#m Bm
Pernah ku ungkapkan cinta
G D Em A
Kepadamu oh Melia
D Bm F#m Bm
Namun tak pernah ku sangka
G D Em A
Engkau telah berdua dengannya
Reff :
D F#m G D
Satu kata cinta terucap percuma
Em F# Bm
Teganya engkau lukai
D F#m G D
Perasaan hati tulus mencintai
Em F# Bm Em A D
Dirimu apa adanya ho..ho.. ho..
D Bm F#m Bm
Kini aku menyadari
G D Em A
Kau tak pernah mencintaiku
D Bm F#m Bm
Hingga kini yang terjadi
G D Em A
Sakit hati tak terobati
Back to : Reff
Overtone :
A C#m D A
Satu kata cinta terucap percuma
Bm C# F#m
Teganya engkau lukai
A C#m D A
Perasaan hati tulus mencintai
Bm C# F#m Bm E A
Dirimu apa adanya ho..ho.. ho..
0 komentar:
Post a Comment