Lagu ini sebenarnya terinspirasi dari kisah cintaku waktu SMP, "Cinta yang Terpendam?" Kok Bisa Jadian? , penasaran kan??. Simak Ya Kisahnya.
Terik matahari menyengat kulit, terdengar alunan lagu perpisahan bergema di seluru penjuru sekolah. Kala itu aku merasakan kesedihan yang begitu dalam karena harus berpisah dengan guru-guru tercinta. guru yang membimbing dan mengajariku ilmu yang tak terhingga dan juga harus berpisah dengan teman-teman sependeritaan, teman kencing bareng di belakang sekolah, teman nyolong rambutan pinggir jalan, dan juga teman mancing dan main layangan.
Tiba saatnya pendataan murid yang akan melanjutkan sekolah ke jenjang SMP, aku merasa bingung melihat keadaan ekonomi orang tuaku yang berada dibawah kata cukup, jangankan untuk membiayai sekolah, untuk beli mobil aja gak cukup. Tiba giliranku di tanyai oleh wali kelas.
"Kamu mau melanjutkan kemana Ta?" tanya Wali Kelas
"Saya mau ke pesantren aja pak, saya nggak punya biaya untuk bisa masuk SMP..!!" Jawabku tegas.
"Sayang loh Ta, kamu kan orang berbakat dan juga punya otak yang encer, udahlah kamu masuk SMP aja yah..!!" kata Wali Kelas sedikit memaksa.
"Maaf Pak, bukannya saya tidak mau melanjutkan sekolah, tapi memang keadaan orang tua saya tidak memungkinkan." Jawabku lagi
"Pokoknya kamu harus lanjut ke SMP, urusan biaya itu belakangan, ini bapak tulis di form nya yah" Kata Wali kelas lagi.
"Saya tidak bisa pak,..!!! jawabku lagi dengan nada agak tinggi.
Akhirnya aku menangis sejadi-jadinya di depan Pak Wali Kelas kala itu, jujur aku ingin sekali melanjutkan sekolah namun aku juga tidak mau membebani keluarga dengan biaya sekolah yang waktu itu masih terbilang tinggi. Akhirnya para guru pun mengadakan rapat dadakan perihal biaya sekolahku, ibuku yang menghadiri acara perpisahan pun di ajak mengikuti rapat dadakan tersebut, dan diputuskan aku akan masuk SMP dan biaya sekolah di bantu oleh seorang guru yang nanti menjadi bapak angkatku "SUDIR HARDIYANTO".
Akhirnya aku menangis sejadi-jadinya di depan Pak Wali Kelas kala itu, jujur aku ingin sekali melanjutkan sekolah namun aku juga tidak mau membebani keluarga dengan biaya sekolah yang waktu itu masih terbilang tinggi. Akhirnya para guru pun mengadakan rapat dadakan perihal biaya sekolahku, ibuku yang menghadiri acara perpisahan pun di ajak mengikuti rapat dadakan tersebut, dan diputuskan aku akan masuk SMP dan biaya sekolah di bantu oleh seorang guru yang nanti menjadi bapak angkatku "SUDIR HARDIYANTO".
Loh kok nyeritain soal masuk SMP? Emang ada hubungannya?" pembaca mungkin bertanya seperti itu, tapi jika dilihat baik-baik akan muncul jawaban, cerita "Cinta Yang Terpendam" tidak akan terjadi kalau aku tidak bisa masuk SMP. ia kan ?? .. :) .
Pagi itu terdengar langkah kaki yang menginjak beningnya embun di rerumputan dan semakin lama semakin terdengar jelas dari ruangan kelasku, suara itu tak lain adalah teman kelasku yang datang terlambat berlarian untuk masuk kelas setelah di hukum guru BK.
"akhirnya aku masuk SMP juga" kataku dalam hati.
Tampak di depan kelas guru Bahasa Indonesia mulai memperkenalkan diri dan menyuruh murid satu persatu memperkenalkan diri juga. sekolahku merangkap dengan pesantren atau biasa di sebut dengan Yayasan. Namaku mulai dikenal kala itu karena malam pertama datang di pondok pesantren, aku di suruh ceramah di acara Muhadoroh yang biasa dilakukan santri di malam minggu. Biarpun keadaan tubuhku Kumal, Ingus sering lalu lalang, baju dekil gak karuan tapi aku punya daya tarik berkat kemampuan otakku. tak jarang siswi sekelasku menyukaiku bahkan kakak kelasku, sampai ada seseorang yang punya Cinta Terpendam kepadaku dan dialah inspirasi lagu ini, Yeni Yusniati. Kata cantik, ramah, perhatian, mungkin inilah yang cocok untuk mengungkapkan keindahan paras ayunya Yeni.
Pagi itu aku dan santri lainnya berangkat untuk shalat shubuh berjama'ah, suasana hening dengan suara jangkrik yang bernyanyi sesekali, dan hawa dingin yang menusuk sela-sela jahitan baju dan sarung memaksaku untuk terus berjalan menuju mesjid di seberang jalan, karena jika tidak ikut berjamaah pasti kepalaku bakal di gunduli (makin jelek aja gw) dan juga tidak mendapat jatah mandi, karena kamar mandi satu di pakai bersama-sama. air yang tidak mencukupi untuk semua santri membuat muncul seruan "siapa cepat dia dapat". setelah shalat shubuh berjama'ah aku langsung berseragam sekolah dan menyerbu dapur santri untuk sarapan dengan menu kerupuk dan nasi. biarpun seadanya tapi lumayan lah untuk mengganjal perut selama kegiatan sekolah.
Suasana kelas masih terlihat sepi, aku berjalan menuju meja kelasku yang berada paling belakang. Saat aku hendak memasukkan buku pelajaran ke laci meja, aku di kejutkan dengan secarik kertas yang begitu saja ada di laci mejaku. kertas itu tak lain adalah surat ungkapan perasaan dari seseorang yang diam-diam menyukai dan memperhatikanku. aku berfikir keras mencari tahu siapa yang mengirim surat ini, aku pun membaca surat itu. (kalo tidak salah begini isi surat itu).
"Hai Sumanta,
Kamu kenal kan sama aku?, aku teman sekelas kamu.
Jujur sejak pertama aku melihat kamu, aku merasa hanya kamulah sosok lelaki yang bisa membuat hari-hariku lebih berwarna. aku suka dan cinta sama kamu
Kalau kamu juga punya perasaan yang sama, balas surat ini sebelum istirahat"
Sontak aku langsung merobek carik kertas itu, karena aku berfikir mungkin ini hanya sebuah kejahilan yang dilakukan teman sekelasku, aku pun mengikuti kegiatan belajar seperti biasanya, dan menjelang istirahat tiba aku pergi membeli makanan ringan di warung Nyi Jantur bersama Adi, dan Bayu.
Teeett..Teet.. Bel Sekolah berbunyi tanda waktu istirahat berakhir.
Aku dan kedua temanku berlarian karena jarak antara warung Nyi Jantur dan kelas kami lumayan jauh. Dengan nafas terengah-engah akhirnya kami sampai di ruangan kelas, dan untungnya belum ada guru yang masuk. Saat aku hendak mengambil buku pelajaran berikutnya di Laci, lagi-lagi aku dikejutkan dengan munculnya secarik kertas di atas tumpukan buku pelajaranku walaupun kali ini hanya seukuran kertas Note bergambar Winnie The Pooh . Sambil sembunyi-sembunyi aku membaca surat itu.
"Kok kamu gak balas surat aku?, kamu marah ya..? atau kamu emang gak suka sama aku."
Surat yang kedua ini membuatku sedikit kesal, karena aku masih merasa kalau surat ini dibuat oleh teman cowok sekelasku. Tapi aku tidak terlalu memikirkannya dan ku sobek lagi surat itu.
3 Hari telah berlalu, kejadian itu sudah aku lupakan. Hari ini akan diadakan kerja kelompok bahasa indonesia untuk mendiskusikan tentang kebersihan sekolah. Aku berkelompok dengan Eni Suryati, Bayu Sutardi, Aris Ruspiadi, Adi Saepul Mahdi dan Elisah. ditengah kerja kelompok aku sempat berselisih dengan Eni Suryati karena perbedaan pendapat dan membuat suasana hatiku kesal sekali kala itu. aku tidak lagi bersemangat mengikuti kegiatan belajar hingga istirahat usai. Dalam hati aku berjanji akan membenci orang yang bernama Eni Suryati dan tidak akan ngobrol satu kata pun sama dia.
Saat istirahat, aku bersandar di salah satu dinding sekolah sambil memakan makanan ringan, tiba-tiba seseorang menghampiriku yang tak lain Eni Suryati musuhku hari ini. Awalnya aku tidak mau bicara lagi dengan dia, namun dia mengatakan sesuatu yang membuat rasa ingin tahuku memuncak.
"Sum, aku tahu loh siapa yang menaruh surat di laci meja kamu, kamu mau tau nggak?". Eni memulai pembicaraan.
"Siapa emangnya..?" Tanyaku penasaran dan membuatku melupakan janji untuk tidak bicara dengan dia.
"Tapi janji ya kalo aku kasih tahu, kamu jangan benci lagi sama aku"..!! Eni melanjutkan omongannya.
"OK deh.. "!! Jawabku dengan sedikit tersenyum.
Eni sebenarnya juga punya perasaan sama aku, itu terbukti dari betapa dekatnya dia denganku saat pertama kali masuk SMP, bercanda dan tertawa bersama, bermain gitar dan bernyanyi bersama, namun aku dan dia belum ada kecocokan satu sama lain.
"Sebenernya yang ngirim surat itu si Yeni Yusniati, yang duduk sama Mardiah itu".. Eni memberitahuku rahasia surat di Laci mejaku.
"Ah yang bener Ni? Tanyaku minta penegasan.
"Iya, aku serius".!!!. Jawab dia
Kaget bercampur penasaran, aku langsung masuk ke kelas, aku tinggalkan Eni di depan kelas dan langsung menuju meja Yeni yang duduk berdua dengan Mardiah.
"Ekhem..Ekhem.." Aku memulai Pembicaraan
"Kenapa, Sum?" Tanya Mardiah.
"Enggak, aku cuma mau nanya aja emang bener yang ngirim surat di mejaku itu kamu, Yeni?" tanyaku sambil menatap kedua mata Yeni.
Dia hanya tertunduk malu dan tiba-tiba menangis di pundak Mardiah.
"Kamu apa-apaan sih Sum,?" Tanya Mardiah.
"Maaf deh, aku cuma mastiin doang kok!!"..Jawabku
Aku salah tingkah karena membuat dia menangis dan langsung meninggalkan mereka menuju mejaku. Terlihat Mardiah mengantar Yeni ke Asrama Putri untuk menenangkannya. Aku pun memutuskan untuk membalas suratnya dan mau mengisi hari-hari bersamanya, aku juga menanyakan kenapa dia menyukaiku. dan ketika dia membalas surat itu dia mengatakan kalau dia suka sama aku jika pakai topi, maka sejak kejadian itu aku selalu mengenakan topi, baik itu sekolah, mandi, tidur, ke toilet, makan dlsb.
Hari berlalu begitu cepat, aku telah menemukan orang yang mengirim surat tentang cinta terpendam dan kini tengah bahagia di samping saya, namun lagi-lagi kisah penulis tidak pernah berakhir Happy Ending, seseorang berniat menghancurkan hubungan kami. Liza teman sekelasku yang cemburu melihat aku dan Yeni berpasangan, dia pun mulai melancarkan aksinya dengan memfitnahnya dan menyebutkan kejelekan-kejelekan Yeni di depanku. Walaupun aku tidak percaya, namun lama kelamaan membuatku semakin ill fill sama Yeni, dan akhirnya kata "PUTUS" memisahkan kami. aku merasa kehilangan yang besar karena hasutan teman sekelasku itu, namun aku tidak menyesal telah memutuskan dia, karena setelah putus denganku dia sekarang berpacaran dengan Melodis Arektah Kak Odhoy dan mungkin lebih bahagia bersamanya, masih Mungkin ya.. Mungkin.. Inget Mungkin.. Tapi Mungkin juga sih.
JAGA DIA DHOY.
Kalau mau tahu kisahnya sama Kak Odhoy, tanyakan saja ke orangnya yah.
SELESAI
Nih Dia Lirik dan Kuncinya
d D F#m Bm F#m
Pagi itu terdengar langkah kaki yang menginjak beningnya embun di rerumputan dan semakin lama semakin terdengar jelas dari ruangan kelasku, suara itu tak lain adalah teman kelasku yang datang terlambat berlarian untuk masuk kelas setelah di hukum guru BK.
"akhirnya aku masuk SMP juga" kataku dalam hati.
Tampak di depan kelas guru Bahasa Indonesia mulai memperkenalkan diri dan menyuruh murid satu persatu memperkenalkan diri juga. sekolahku merangkap dengan pesantren atau biasa di sebut dengan Yayasan. Namaku mulai dikenal kala itu karena malam pertama datang di pondok pesantren, aku di suruh ceramah di acara Muhadoroh yang biasa dilakukan santri di malam minggu. Biarpun keadaan tubuhku Kumal, Ingus sering lalu lalang, baju dekil gak karuan tapi aku punya daya tarik berkat kemampuan otakku. tak jarang siswi sekelasku menyukaiku bahkan kakak kelasku, sampai ada seseorang yang punya Cinta Terpendam kepadaku dan dialah inspirasi lagu ini, Yeni Yusniati. Kata cantik, ramah, perhatian, mungkin inilah yang cocok untuk mengungkapkan keindahan paras ayunya Yeni.
Pagi itu aku dan santri lainnya berangkat untuk shalat shubuh berjama'ah, suasana hening dengan suara jangkrik yang bernyanyi sesekali, dan hawa dingin yang menusuk sela-sela jahitan baju dan sarung memaksaku untuk terus berjalan menuju mesjid di seberang jalan, karena jika tidak ikut berjamaah pasti kepalaku bakal di gunduli (makin jelek aja gw) dan juga tidak mendapat jatah mandi, karena kamar mandi satu di pakai bersama-sama. air yang tidak mencukupi untuk semua santri membuat muncul seruan "siapa cepat dia dapat". setelah shalat shubuh berjama'ah aku langsung berseragam sekolah dan menyerbu dapur santri untuk sarapan dengan menu kerupuk dan nasi. biarpun seadanya tapi lumayan lah untuk mengganjal perut selama kegiatan sekolah.
Suasana kelas masih terlihat sepi, aku berjalan menuju meja kelasku yang berada paling belakang. Saat aku hendak memasukkan buku pelajaran ke laci meja, aku di kejutkan dengan secarik kertas yang begitu saja ada di laci mejaku. kertas itu tak lain adalah surat ungkapan perasaan dari seseorang yang diam-diam menyukai dan memperhatikanku. aku berfikir keras mencari tahu siapa yang mengirim surat ini, aku pun membaca surat itu. (kalo tidak salah begini isi surat itu).
"Hai Sumanta,
Kamu kenal kan sama aku?, aku teman sekelas kamu.
Jujur sejak pertama aku melihat kamu, aku merasa hanya kamulah sosok lelaki yang bisa membuat hari-hariku lebih berwarna. aku suka dan cinta sama kamu
Kalau kamu juga punya perasaan yang sama, balas surat ini sebelum istirahat"
Sontak aku langsung merobek carik kertas itu, karena aku berfikir mungkin ini hanya sebuah kejahilan yang dilakukan teman sekelasku, aku pun mengikuti kegiatan belajar seperti biasanya, dan menjelang istirahat tiba aku pergi membeli makanan ringan di warung Nyi Jantur bersama Adi, dan Bayu.
Teeett..Teet.. Bel Sekolah berbunyi tanda waktu istirahat berakhir.
Aku dan kedua temanku berlarian karena jarak antara warung Nyi Jantur dan kelas kami lumayan jauh. Dengan nafas terengah-engah akhirnya kami sampai di ruangan kelas, dan untungnya belum ada guru yang masuk. Saat aku hendak mengambil buku pelajaran berikutnya di Laci, lagi-lagi aku dikejutkan dengan munculnya secarik kertas di atas tumpukan buku pelajaranku walaupun kali ini hanya seukuran kertas Note bergambar Winnie The Pooh . Sambil sembunyi-sembunyi aku membaca surat itu.
"Kok kamu gak balas surat aku?, kamu marah ya..? atau kamu emang gak suka sama aku."
Surat yang kedua ini membuatku sedikit kesal, karena aku masih merasa kalau surat ini dibuat oleh teman cowok sekelasku. Tapi aku tidak terlalu memikirkannya dan ku sobek lagi surat itu.
3 Hari telah berlalu, kejadian itu sudah aku lupakan. Hari ini akan diadakan kerja kelompok bahasa indonesia untuk mendiskusikan tentang kebersihan sekolah. Aku berkelompok dengan Eni Suryati, Bayu Sutardi, Aris Ruspiadi, Adi Saepul Mahdi dan Elisah. ditengah kerja kelompok aku sempat berselisih dengan Eni Suryati karena perbedaan pendapat dan membuat suasana hatiku kesal sekali kala itu. aku tidak lagi bersemangat mengikuti kegiatan belajar hingga istirahat usai. Dalam hati aku berjanji akan membenci orang yang bernama Eni Suryati dan tidak akan ngobrol satu kata pun sama dia.
Saat istirahat, aku bersandar di salah satu dinding sekolah sambil memakan makanan ringan, tiba-tiba seseorang menghampiriku yang tak lain Eni Suryati musuhku hari ini. Awalnya aku tidak mau bicara lagi dengan dia, namun dia mengatakan sesuatu yang membuat rasa ingin tahuku memuncak.
"Sum, aku tahu loh siapa yang menaruh surat di laci meja kamu, kamu mau tau nggak?". Eni memulai pembicaraan.
"Siapa emangnya..?" Tanyaku penasaran dan membuatku melupakan janji untuk tidak bicara dengan dia.
"Tapi janji ya kalo aku kasih tahu, kamu jangan benci lagi sama aku"..!! Eni melanjutkan omongannya.
"OK deh.. "!! Jawabku dengan sedikit tersenyum.
Eni sebenarnya juga punya perasaan sama aku, itu terbukti dari betapa dekatnya dia denganku saat pertama kali masuk SMP, bercanda dan tertawa bersama, bermain gitar dan bernyanyi bersama, namun aku dan dia belum ada kecocokan satu sama lain.
"Sebenernya yang ngirim surat itu si Yeni Yusniati, yang duduk sama Mardiah itu".. Eni memberitahuku rahasia surat di Laci mejaku.
"Ah yang bener Ni? Tanyaku minta penegasan.
"Iya, aku serius".!!!. Jawab dia
Kaget bercampur penasaran, aku langsung masuk ke kelas, aku tinggalkan Eni di depan kelas dan langsung menuju meja Yeni yang duduk berdua dengan Mardiah.
"Ekhem..Ekhem.." Aku memulai Pembicaraan
"Kenapa, Sum?" Tanya Mardiah.
"Enggak, aku cuma mau nanya aja emang bener yang ngirim surat di mejaku itu kamu, Yeni?" tanyaku sambil menatap kedua mata Yeni.
Dia hanya tertunduk malu dan tiba-tiba menangis di pundak Mardiah.
"Kamu apa-apaan sih Sum,?" Tanya Mardiah.
"Maaf deh, aku cuma mastiin doang kok!!"..Jawabku
Aku salah tingkah karena membuat dia menangis dan langsung meninggalkan mereka menuju mejaku. Terlihat Mardiah mengantar Yeni ke Asrama Putri untuk menenangkannya. Aku pun memutuskan untuk membalas suratnya dan mau mengisi hari-hari bersamanya, aku juga menanyakan kenapa dia menyukaiku. dan ketika dia membalas surat itu dia mengatakan kalau dia suka sama aku jika pakai topi, maka sejak kejadian itu aku selalu mengenakan topi, baik itu sekolah, mandi, tidur, ke toilet, makan dlsb.
Hari berlalu begitu cepat, aku telah menemukan orang yang mengirim surat tentang cinta terpendam dan kini tengah bahagia di samping saya, namun lagi-lagi kisah penulis tidak pernah berakhir Happy Ending, seseorang berniat menghancurkan hubungan kami. Liza teman sekelasku yang cemburu melihat aku dan Yeni berpasangan, dia pun mulai melancarkan aksinya dengan memfitnahnya dan menyebutkan kejelekan-kejelekan Yeni di depanku. Walaupun aku tidak percaya, namun lama kelamaan membuatku semakin ill fill sama Yeni, dan akhirnya kata "PUTUS" memisahkan kami. aku merasa kehilangan yang besar karena hasutan teman sekelasku itu, namun aku tidak menyesal telah memutuskan dia, karena setelah putus denganku dia sekarang berpacaran dengan Melodis Arektah Kak Odhoy dan mungkin lebih bahagia bersamanya, masih Mungkin ya.. Mungkin.. Inget Mungkin.. Tapi Mungkin juga sih.
JAGA DIA DHOY.
Kalau mau tahu kisahnya sama Kak Odhoy, tanyakan saja ke orangnya yah.
SELESAI
Nih Dia Lirik dan Kuncinya
d D F#m Bm F#m
Inilah kisah tentang cinta yang terpendam
G A D
Yang tak bisa untuk, untuk aku nyatakan padamu
D F#m Bm F#m
Kini ku sudah tak kuasa menahannya
G A D
Ingin ku katakan semua rasa cintaku padamu
F#m Bm F#m
Hu.. hu... hu.. hu..
G A
hu...huu...
Reff:
D F#m
Cintamu melekat dihatiku
Bm F#m G
Hingga biarkanku
A D A
Ingin s'lalu bersama kamu hu..
D F#m
Oh tuhan beri aku petunjukmu
Bm F#m G
Ku ingin dia tahu
A D
Aku mencintainya
F#m Bm F#m
Hu.. hu... hu.. hu..
G A
hu...huu...
Back to : Reff
0 komentar:
Post a Comment