Dengan sedikit tergesa-gesa aku berlari mengejar halaman rumahku yang sudah tampak dari kejauhan, lumpur-lumpur yang menempel di sepatuku sudah tidak ku hiraukan. ada apa gerangan...??.
Yuk simak kisah selengkapnya.. :) .
Siang itu seperti biasa aku pulang sekolah bersama Along menyusuri jalan Parakan yang agak susah dilalui, akibat air hujan yang turun tanpa henti minggu-minggu ini. Along adalah teman sekelas, teman sekampung, teman seperjuangan dan juga teman yang bisa di andalkan kalau soal tanding bola. Aku pernah terlibat adu mulut dengan dia, alasannya soal pesanku yang dikirim di kronologi facebook ceweknya pas hari ulang tahunnya.
"HBD ya Azizah, semoga di tahun ini kamu bisa jadi milikku" #parah.
Azizah memang dulu pernah aku deketin pas pertama kali di bentuk ekstrakurikuler Pecinta Alam, tapi dia memang tipe cewek yang susah di ambil hati, dan jujur waktu itu aku memang belum tahu kalau Azizah adalah ceweknya Along.
Sinar mentari mulai terasa menusuk di kulitku yang agak kecoklatan, siang ini terasa panas dan berbeda dengan saat pagi berangkat sekolah, baju basah dan sepatu di penuhi lumpur akibat hujan, dan juga dihukum guru karena terlambat. Along pun menambah kecepatan sepeda motornya agar bisa lebih cepat sampai ke rumah. aku juga baru ingat kalau hari ini saudara perempuanku yang dari lampung akan datang ke rumahku.
Saat melewati perumahan di Kampung Dukuh, aku teringat kalau hari ini ada janji untuk menonton bola di lapangan dukuh bersama teman Band ku. Sontak saja aku menepuk bahu Along, diapun menghentikan motornya.
"
Aya naon (ada apa)"?? tanya dia
"
Aing turun didieu bae lah soalna aing aya perlu jeung si Odhoy (aku turun disini aja lah, soalnya aku ada perlu sama si Odhoy "!! Jawabku sambil turun dari motor.
Tepat pukul 15.00 WIL (Waktu Indonesia Lembur), kami berangkat bersama ke lapangan untuk menonton pertandingan bola antara Kampung Lembur Dukuh dan Pasir Gebang. Untuk bisa sampai ke lapangan bola harus melewati hamparan sawah yang luas melintang, tiba-tiba aku menghentikan langkahku. ada sesuatu yang mengganggu pandanganku, yaitu cewek berkerudung yang tengah mengobrol dengan Rohayati teman sekampungku. Akhirnya ku tanyakan sama teman sebelahku Sahron,
"Yang sama si Rohayati itu siapa ya?, ko baru lihat?" tanyaku
"namanya Anis anak H. Majen, dia anak Pesantren sih, jadi jarang di rumah..!!" Jawab Sahron dengan nada sedikit berbisik, karena jarak antara kami dan mereka sangat dekat.
"Manisnya...." Kataku dalam hati.
Tiupan angin menyapu dedaunan di pohon yang rindang, pertandingan pun tengah berlangsung, aku tengah duduk di bawah pohon yang berada agak jauh dari lapangan. sambil memainkan game Balap mobil di handphone jadulku, tiba-tiba Rohayati datang menghampiriku bersama cewek berkerudung yang mengganggu pandanganku.
"Lagi ngapain Thox,..?? tanya dia.
"Biasa nunggu pertandingan selesai, oh ia yang di sebelah siapa..?? tanyaku pura-pura nggak tahu.
"Ini ponakananku, Kenalan aja atuh..!!! jawab dia sambil menarik tangan Anis dan tanganku.
Aku kikuk di buatnya, dan Anis pun terlihat malu-malu. Aku pun memberanikan diri untuk mengobrol bersama dia, sementara itu Rohayati dengan sengaja meninggalkan tempat itu agar kami bisa ngobrol berdua, tanpa disadari kami menjadi begitu akrab dalam waktu yang cepat dan cinta pun akhirnya mempersatukan kami menjadi sepasang kekasih (So Sweet).
Hari-hari setelah itu menjadi lebih terasa, tawa canda selalu menghiasi hubungan kami, mungkin pembaca juga berfikir si penulis akan merasakan bahagia di akhir cerita. tapi nyatanya NOL besar. semua bahagia itu dirasakan hanya sesaat walaupun sangat berkesan.
Sang Mentari tengah bersiap pulang ke tempat peristirahatnya, dan hari pun mulai gelap. Malam itu tepat tanggal 08 Agustus, yaitu tanggal di mana kami berdua akan merayakan ulang tahun bersama, jujur baru kali ini aku punya pasangan dengan tanggal lahir yang sama, dan terkadang jika ada masalah dengan dia, aku masih sempat-sempatnya baca Zodiak harian untuk melihat situasi yang terjadi seperti yang disampaikan di Zodiak. memang menurut ajaran islam percaya sama zodiak termasuk musyrik, tapi tak bisa di pungkiri oleh sebagian orang termasuk saya ada rasa penasaran tersendiri saat membaca zodiak. Bahkan ada pepatah buatan mengatakan "
jika ada kabar baik di Zodiak pasti kita percaya dan penasaran, tapi kalau kabar buruk yang ada di Zodiak, bisa-bisanya kita mengatakan semua itu kebohongan belaka". Waktu itu aku merasa pusing tujuh keliling, karena melihat isi dompet hanya tersisa uang 70 ribu upah dari jaga warnet selama 2 hari. Namun disinilah aku merasakan bagaimana rasanya memiliki sahabat yang selalu ada di saat kita senang maupun susah, mereka dengan sukarela membantuku agar acara ulang tahunku sama dia berjalan lancar. Odhoy dan Awan menjadi pengatur keuangan, Yadi menjadi tukang ojeg mencari kue bersamaku, Thoge dan Rohayati mengatur rencana agar kami berdua bisa bertemu, karena anak Haji memang susah di ijinin keluar malam.
Semilir angin malam membuatku merasakan dingin yang tak tertahankan, ditambah kencangnya laju motor yang di bawa Yadi, kami berencana mencari Kue Ulang Tahun dengan modal 50 Ribu, ternyata yang bisa dibeli hanya 2 Potong Martabak dengan lilin 1000-an, sedih bercampur bahagia aku kala itu. kebahagian yang tidak akan bisa dilupakan walau pun sudah tidak bersama lagi nantinya. Acara pun berlangsung sederhana tapi aku bahagia karena usahaku dihargai dan aku melihat setitik senyum di wajahnya yang cantik dalam heningnya malam yang membuatku ingin selalu bersamanya sampai akhir hayat ini.
Hari berganti bulan, Anis pun berhenti dari pesantren dan mencoba untuk bekerja ke Tangerang menjadi Pengasuh bersama adik Drummer "Lis", disinilah hubungan kami menjadi semakin renggang dan berada di ujung tanduk, dan akhirnya kata "PUTUS" memisahkan kami berdua.
Beberapa tahun kemudian, aku bahagia mendengar Kakak ku Aerobi akan menikah, namun tiba-tiba menjadi sedih dan murung saat mendengar bahwa Anis akan menikah juga di hari yang sama dengan kakakku. di kala hujan gemericik aku berlari pulang ke rumah, tanpa memperdulikan sepatuku yang dipenuhi lumpur, langsung ku ambil gitar yang menggantung di dinding kamar, dan memainkannya dengan cara di petik. kenangan yang berlalu tanpa sadar menjadi lirik lagu yang begitu saja ku nyanyikan, aku pun mengajak Sahron yang kebetulan sedang main ke rumahku dan mengajaknya ke tempat berteduh (Saung) yang berdekatan dengan lapangan bola tempat dimana pertama kali aku bertemu dengan Anis dulu, aku meminta dia untuk mengiringi lagu yang baru dengan tempo lebih cepat. Akhirnya terciptalah lagu "Kau Cinta Matiku".
Terima Kasih untuk Odhoy, Yadi, Thoge, Awan, Along, Sahron dan semuanya atas bantuannya selama ini.
Tambahan cerita :
karena belum bisa melupakan nama "ANIS" aku sempat punya pacar dengan nama yang sama setelah itu. dan juga putus karena alasan LDR. dan saat aku pulang dari Jakarta aku duduk berdua dengan seorang cewek berkerudung dikereta dan ketika di tanya namanya juga "ANIS", kami terus mengobrol di sepanjang perjalanan dan makin akrab, tapi aku tidak sempat meminta kontak / nomor teleponnya. (hadeuh kirain mau hatrick).
Lirik dan Chordnya K.C.M
Bm F#m G D
Saat engkau t'lah pergi
Em F# Bm