Semilir angin berhembus menusuk sela-sela kemeja lusuh yang di pakai Misri. Kala itu Misri sedang bersandar di kursi reyot, depan pabrik penggilingan padi milik ayahnya. Tampaknya ia sedang melamun namun entah apa yang di ada di lamunannya itu. Tak jarang sesekali ia senyum-senyum sendiri seperti anak yang kebanyakan micin.
“Yati.. Yati.. kenapa kamu cantik sekali?, aku sampai tergila-gila seperti ini”. Gumam Misri.
Semenjak pertemuannya dengan Yati kala itu, ternyata membuat Misri terus-terusan melamun menahan hasrat ingin bertemu kembali dengan Yati. Pucuk di cinta ulam pun tiba, Yati sosok yang di bayangkan Misri, lewat di depan pabrik membuat Misri tersadar dari lamunannya. Tanpa pikir panjang ia pun menggoda Yati.
“Neng cantik habis dari mana sore-sore begini?”. Tanya Misri.
Yati pun berhenti sejenak, lalu menoleh ke arah Misri.
“Eh Kang Misri, ini Kang habis beli kopi di warung Ma Ikok”. Jawab Yati malu-malu.
“Sini atuh, ngobrol dulu sama akang, ada hal penting yang pengen akang omongin”. Ucap Misri lagi.
“Mau ngomongin apa kang?”. Tanya Yati, sambil menghampiri Misri.
“Begini Yati, semenjak ketemu sama Yati kemarin, akang teh kepikiran terus sama Yati”. Ucap Misri lagi.
“Ah si akang mah gombal ih..” Ucap Yati sambil tersipu malu.
Yati yang tersipu malu semakin membuat aura kecantikannya bertambah di mata Misri.
“Akang mah benar-benar suka sama Yati, Yati udah punya pacar?, Mau nggak jadi pacar akang?”. Tanya Misri.
“Ah belum kang, jawabnya nanti aja yah.” Jawab Yati kikuk.
“Kapan?” Tanya Misri lagi.
“Malam ini, nanti akang tunggu Yati di sini yah, ini soalnya sekarang lagi buru-buru, takutnya bapak mau ngopi kagak ada kopinya”. Jawab Yati.
“Iya deh, yasudah kalau begitu akang anter yah”. Ucap Misri.
“Jangan kang, akang kan lagi jagain pabrik”. Ucap Yati, menolak tawaran Misri.
“Hehehe.. Iya sih”. Ucap Misri lagi.
Yati pun pergi dari pabrik, setelah berpamitan dengan Misri. Sementara Misri merasa gundah gulana, perasaan tidak sabar menyelimuti hatinya yang ingin cepat-cepat bertemu dengan Yati malam nanti.
Sesuai dengan yang dijanjikan, malam itu pun Misri dan dengan Yati yang di antar oleh Uum saudaranya. Ternyata keduanya memiliki perasaan yang sama dan akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih, dan sejak saat itu mereka sering bertemu malam hari di pabrik penggilingan padi milik ayahnya Misri. Waktu terus berlalu dan terjadilah sesuatu yang tak diharapkan.
Bersambung.....
0 komentar:
Post a Comment